Tafsir Q.S. Fushilat ayat 53
سَنُرِيهِمۡ ءَايَـٰتِنَا فِى ٱلۡأَفَاقِ وَفِىٓ أَنفُسِہِمۡ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمۡ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّۗ أَوَلَمۡ يَكۡفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ ۥ عَلَىٰ
كُلِّ شَىۡءٍ۬ شَہِيدٌ
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?( Q.S. Fushilat ayat 53)
Di dalam Q.S. Fushilat ayat 53 ini, menerangkan bahwa Allah akan memperlihatkan kepada mereka yaitu orang-orang musyrik tanda-tanda kekuasaan Allah di segenap penjuru berupa penaklukan-penaklukan dan kemenangan-kemenangan Islam atas semua negeri dan semua agama. Dan dalil-dalil yang terdapat di dalam diri-diri mereka sendiri seperti peristiwa atau kejadian Perang Badar dan penaklukkan kota suci Mekah. Allah swt telah memberikan pertolongan pada peristiwa-peristiwa itu terhadap Muhammad saw. dan para sahabatnya. Dan telah menghinakan juga pada peristiwa-peristiwa itu kebatilan.
Dan menurut Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, mungkin saja yang dimaksud dengan firman Allah,”dan pada diri mereka sendiri” adalah materi, campuran (senyawa) dan karakteristik yang menakjubkan yang membentuk tubuh manusia, sebagaimana dijelaskan di dalam ilmu anatomi yang menunjukkan tentang hikmah Sang Pencipta. Termasuk tanda kekuasaan Allah yang ada dalam diri (karakter) manusia berupa perilaku yang berbeda-beda, ada yang baik dan jelek. Apakah mereka tidak menggunakan pikiran mereka untuk memahami bukti-bukti yang terdapat dalam al-Qur’an sendiri dan apakah belum cukup bagi mereka bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu, yakni atas perbuatan dan ucapan hamba-hamba-Nya .
Ayat ini merupakan hiburan Allah SWT bagi Nabi saw yang telah disedihkan hatinya oleh sikap dan perbuatan orang-orang musyrik terhadap Alquran yang disampaikan Rasulullah kepada mereka dengan firman Nya: "Sesungguhnya sikap, tindakan dan ucapan-ucapan yang dilakukan orang-orang musyrik yang mendustakan ayat-ayat Allah itu, sama dengan tindakan dan ucapan-ucapan yang disampaikan oleh umat-umat terdahulu kepada Rasul-rasul mereka. Bahkan sikap dan tindakan Allah lebih keras dari yang dilakukan oleh orang-orang musyrik". Walaupun demikian mereka tetap bersabar dan tabah dalam menyampaikan risalahnya. Karena itu hendaklah engkau wahai Rasulullah sabar dan tabah pula, sebagaimana Rasul-rasul sebelum engkau bersabar dan tabah. Tetaplah dalam seruan engkau.
Ayat yang lain yang sama isinya dengan ayat ini ialah firman Nya:
Artinya:
Demikianlah tidak seorangpun Rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Ia adalah tukang-tukang sihir atau orang gila (Q.S. Az Zariat: 52)
Sebagian ahli tafsir ada yang menafsirkan ayat ini dengan: "Sesungguhnya yang disampaikan kepada engkau, hai Muhammad. seperti ajaran keesaan Allah, memurnikan ketaatan dan ketundukan hanya kepada Allah SWT saja. adalah seperti yang pernah disampaikan kepada para Rasul yang diutus sebelum kamu. Hal ini adalah wajar, karena agama Allah itu mempunyai azas-azas dan prinsip-prinsip yang sama, sama-sama menentukan dan memerintahkan menghambakan diri hanya kepada Allah saja, sama-sama percaya kepada adanya hari berbangkit dan sebagainya. Seandainya ada perbedaan, maka perbedaan itu bukanlah berhubungan dengan azas atau prinsip. tetapi hanyalah yang berhubungan dengan furu' atau yang bukan prinsip. Hal ini perlu karena perbedaan keadaan, masa dan tempat.
Penafsiran ini sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemudian. (Q.S. An Nisa: 163)
Jika ayat ini dihubungkan dengan ayat-ayat yang sesudahnya, maka pendapat yang pertamalah yang lebih sesuai, karena pembicaraan ayat-ayat yang sesudahnya berhubungan dengan sikap orang-orang musyrik terhadap Alquran. Tetapi jika dihubungkan dengan ayat-ayat sebelumnya, maka pendapat yang kedualah yang sesuai, karena pembicaraan berhubungan dengan Alquran sebagai wahyu di dalamnya tidak terdapat kesalahan dan kekurangan. Dalam penafsiran ayat ini dimasukkan ke dalam kelompok ayat-ayat sesudahnya.
Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa Tuhan engkau, hai Muhammad, adalah Tuhan Yang Maha Esa yang berhak disembah itu adalah juga Tuhan Yang Maha Pengampun kepada hamba-hamba Nya yang mau bertobat, dan juga memberi siksaan yang sangat kepada orang-orang kafif lagi sombong dan tidak man bertobat.
Tafsir Q.S. Fushilat ayat 54
أَلَآ إِنَّہُمۡ فِى مِرۡيَةٍ۬ مِّن لِّقَآءِ رَبِّهِمۡۗ أَلَآ إِنَّهُ ۥ بِكُلِّ شَىۡءٍ۬ مُّحِيطُۢ
Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu. ?( Q.S. Fushilat ayat 54)
Ayat ini merupakan jawaban dari sikap dan ucapan orang-orang musyrik yang terdapat pada ayat-ayat yang sebelumnya. Kepada mereka disampaikan: "Seandainya Kami menurunkan Alquran kepada engkau hai Muhammad dengan salah satu bahasa selain dari bahasa Arab, tentulah orang-orang Quraisy Mekah akan berkata "Mengapa Alquran tidak diturunkan dalam bahasa Arab?". Sehingga kami mudah memahami hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalamnya". Padahal dulunya mereka berkata: Apakah Alquran yang diturunkan itu berbahasa selain Arab, sedang Rasul yang diutus itu berbahasa Arab".
Allah SWT memerintahkan Rasulullah saw menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka itu dengan mengatakan: "Katakanlah hai Muhammad kepada orang-orang musyrik yang tidak mau percaya kepada Alquran itu: "Alquran ini bagi orang-orang yang percaya kepadanya, meyakini bahwa ia berasal dari Allah Yang Maha Kuasa dan percaya kepada Rasul yang menyampaikannya, merupakan petunjuk ke jalan kebahagiaan dan penawar hati serta menghilangkan keragu-raguan. Ayat ini sejalan dengan firman Allah SWT:
Artinya:
Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Q.S. Al Isra: 82)
Orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul Nya serta kepada Alquran yang diturunkan kepada Rasul Nya itu, pada telinga mereka ada sumbatan yang menutup pendengaran mereka dari mendengar ayat-ayat Alquran dan mereka adalah buta sehingga tidak dapat melihat bukti-bukti kebesaran dan kekuasaan Allah dan tidak dapat menerima pelajaran yang disampaikan Rasul.
Orang-orang yang tidak mendengar ayat-ayat Allah dan tidak dapat melihat bukti-bukti kebesaran dan kekuasaan Allah itu diserupakan dengan orang yang diseru dari suatu tempat yang jauh, ia hanya dapat mendengar suara yang tidak terang, karena itu ia tidak mengerti maksud suara itu.