Nasehat Ali bin Abi Thalib untuk Persahabatan




Pertama, berjalanlah menuju akhirat, tinggalkan dunia. Khalifah Ali bin Abi Thalib berkata, “Sesungguhnya aku berjalan menuju akhirat yang ada di hadapanku, aku meninggalkan dunia yang ada di belakangku. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat, bukan anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini (dunia) adalah amal tanpa hisab, sedangkan nanti (akhirat) adalah tanpa amal.”

Tenggelam di tengah lautan nikmat dunia adalah kebinasaan, tapi alangkah indahnya bila bisa menyelami samudera nikmat itu untuk menemukan kemanfaatan. Sungguh indah. Itulah sebabnya, ketika kita membina hubungan persahabatan dengan sesama, hendaknya kita punya prinsip; kita bersahabat untuk tolong-menolong dalam mempersiapkan bekal kita menuju akhirat.

Kedua, ikhlaslah dalam beramal. Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah berkata, “Tidak perlu banyak bicara tentang kebaikan-kebaikanmu. Sebab orang yang mencintaimu tidak memerlukannya. Orang yang membencimu tidak mempercayainya.”

Ada orang yang beramal karena ingin dilihat oleh orang lain (riya’). Ada orang yang beramal karena ingin didengar oleh orang lain (sum’ah). Dan, yang terbaik adalah orang yang beramal semata karena ingin mendapatkan ridha Allah (ikhlas). Balasan yang didapat oleh dua golongan pertama hanya akan ia rasakan di dunia, itu pun belum tentu. Bagi golongan ketiga, mereka akan mendapatkan balasan yang besar di dunia, apalagi di akhirat.

Ketiga, “sahabatmu” belum tentu sahabatmu. Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah ditanya, “Berapa orangkah sahabat sejatimu?” Jawab beliau, “Aku tidak tahu. Tungguhlah nanti ketika aku sedang kesulitan, lalu lihatlah berapa orang yang masih setia membersamaiku. Itulah sahabat sejatiku.”

Persahabatan bukan wadah untuk mendapatkan keuntungan semata. Tapi, simbiosis mutualisme. Kita harus menyumbangkan manfaat dari masing-masing pihak, lalu berbagi. Bukan untung sepihak, rugi di pihak lain. Itu akan terlihat manakala ada pihak yang sedang ditimpa kesulitan, bila ternyata selama ini orang yang bersahabat dengannya masa bodoh, acuh tak acuh, tidak peduli, itu bukanlah sahabat sejatinya.

Nah, sudahkah engkau mengenali siapa saja sahabat sejatimu?