Masuknya Islam di Kalimantan


Sebelum datangnya Islam di Kalimantan, daerah ini berada dalam pengaruh Hindu-Budha. Pada akhir abad ke-15, Islam mulai masuk ke Kalimantan, dibawa oleh putra Raja Daha yaitu Raden Sekar Sungsang. Ia melarikan diri ke Jawa setelah berselisih faham dengan ibunya (Putri Kabuwaringin). Kemudian Raden Sekar menikahi seorang anak dari ayah angkatnya (Juragan Petinggi), sehingga ia memiliki seorang putra bernama Raden Panji Sekar, ia merupakan seorang murid dari Sunan Giri, bahkan ia juga diambil sebagai menantu dan diberi gelar Sunan Serabut
Hubungan ini dapat dijadikan bukti bahwa Raden Sekar Sungsang telah menjadi seorang muslim. Beberapa tahun kemudian, Raden Sekar Sungsang kembali ke Dipa dan diangkat menjadi raja dengan gelar Sari Kaburungan. di samping itu, Islam juga sudah mulai diperkenalkan di Kalimantan oleh para pedagang dan mubaliqh Islam. Berkembangnya Islam di Kalimantan sangat baik setelah berdirinya 2 kerajaan yang mendominasi sejarah Islam yaitu:
1. Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan
a. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Banjar
Menurut Hikayat Banjar, sebelum berdirinya kekuasaan Islam di Kalimantan, di hulu sungai Amuntai (sekarang) terdapat kerajaan Hindu, negara Dipa. kerajaan Banjar merupakan kelanjutan kerajaan Daha yang beragama Hindu. Kerajaan ini diperintah oleh raja Sukarama yang dikaruniai empat orang anak laki-laki. Peristiwa ini berawal dari raja Sukarama yang hampir meninggal, ia berwasiat agar yang menggantikan pemerintahaannya nanti Raden Samudera (cucu Sukarama). Tentu saja keempat orang putranya tidak menerima sifat ayahnya tersebut, apalagi pangeran Tumanggung yang sangat berambisi.
Setelah Sukarama wafat, jabatan raja dipegang oleh anak tertua (Pangeran Mangkubumi), karena pada masa itu pangeran Samudera masih berusia 7 tahun. Namun Mangkubumi tidak lama berkuasa karena ia dibunuh oleh seorang pegawai istana yang dihasut oleh Tumanggung, maka itu pangeran Tumanggung tampil menjadi raja Daha.
Dengan keadaan seperti itu, pangeran Samudera pergi ke wilayah muara, dan diasuh oleh Patih Masih. Atas bantuannya Pangeran Samudera dapat menghimpun kekuatan perlawanan, serangan pertama ia berhasil menguasai Muara Bahan (sebuah pelabuhan strategis yang sering dikunjungi oleh para pedagang luar). Perperangan selanjutnya dibantu oleh kerajaan Demak, Sultan Demak bersedia membantu dengan syarat Pangran Samudera masuk Islam. Sultan Demak kemudian mengirim tentara-tentara dan seorang penghulu yang bernama khatib dayyan untuk mengislamkan orang Banjar.
Dalam perperangan ini Pangeran Samudera memperoleh kemenangan, sesuai dengan janjinya, ia beserta seluruh kerabat kraton dan penduduk Banjar menyatakan diri masuk Islam. setelah masuk Islam ia bergelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah, dinobatkan sebagai raja kerajaan Islam Banjar. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1526 M., yang menjadi Sultan Demak ketika itu ialah Sultan Trenggono, seltan ke-3 yang berkuasa tahun 1521-1546 M. (bersambung)