Salah satu kelemahan dalam menelusuri jejak sejarah di Minangkabau adalah tentang sumber yang tidak otentik atau sumber yang kebenarannya secara ilmiah diragukan, akan tetapi dalam hal lain komunitas Minangkabau sendiri merupakan kumpulan masyarakat yang sangat unik dalam memelihara sejarah mereka, walaupun sejarah tentang hikayat apapun dinegeri ini tidak pernah ditulis secara sistematis dalam satu literatur tertentu akan tetapi pendahulu atau nenek moyang orang Minang mewarisi cerita-cerita yang berkembang dimasyarakat melalui kaba dari mulut kemulut. Kaba ini sangat popular ditengah masyarakat Minang dengan Tambo Alam Minangkabau.
Tidak jauh berbeda dengan sejarah suku-suku yang ada di Minangkabau termasuk sejarah tentang eksistensi suku Jambak yang berkembang disemua pelosok yang ada negeri ini, Merupakan suatu hal yang terkait dengan sejarah perjalanan suku tersebut tidak dapat dipetik dari satu sumber tertentu yang otentitasnya dapat dipercaya, akan tetapi dari perjalanan saya kebeberapa wilayah di Sumatera barat sampai ke Riau daratan dan Jambi ada beberapa kesimpulan yang dapat dipetik dari perjalanan panjang tersebut ditambah dengan beberapa referensi yang tertuang dari karya ilmiah tentang Minangkabau dan artikel-artikel media massa.
Pada awalnya terbentuknya suku di Minangkabau diyakini banyak penduduk Minang bersumber dari dua suku yaitu Koto Piliang dan Bodi Caniago, karena pertambahan jumlah penduduk dan banyaknya berdiri kampuang-kampuang baru dinegeri ini ditambah dengan pengembangan budaya yang muncul dari masing-masing nagari waktu itu, mulailah kelompok suku tersebut terpecah kepada beberapa bahagian menurut garis keturunan ibu. Diantaranya adalah Koto Piliang berkembang menjadi suku Koto dan suku Piliang, begitu juga dengan Bodi Caniago berkembang jadi suku Bodi dan suku Caniago dan suku-suku tersebut terus berkembang sampai menjadi puluhan bahkan ratusan suku.
Perkembang wilayah di Minangkabau dari taratak yang akhirnya menjelma jadi koto, maka seiring dengan itu berkembang pulalah suku-suku yang ada, dimana asal muasalnya adalah dua suku besartersebut.
Berbeda dengan keberadaan suku Jambak di Minangkabau bahwa kehadiran suku ini tidak berakar pada dua suku yang ada sebelumnya akan tetapi suku Jambak merupakan suku pengembara yang datang dari tanah Tiongkok. Kehadiran suku dari tanah seberang tersebut sampai menyebar ke wilayah daratan Minangkabau.
Wilayah pertama yang mereka kunjungi adalah daerah Agam tepatnya di Koto Tuo Balaigurah Ampek Angkek. Ada satu kampuang kecil disana dihuni oleh sekelompok suku yang datang dari Turkestan (Asia Tengah), penduduk yang tinggal diwilayah Koto Tuo tersebut adalah cikal bakal lahir suku Sikumbang. Orang Sikumbang masih satu bangsa dengan pendatang yang ada di Luhak Nan Tuo akan tetapi mereka berbeda keturunan dan tidak satu tampek hinggok, artinya bangsa Turkestan yang datang kewilayah Sumatera sebahagian ke Tanah Data sebahagian kecil ke Tanah Agam (Koto Tuo Balai Gurah).
(Bersambung)
Arya R S