Jangan Makan Brutu



"Jangan makan brutu' Itulah yang dikatakan nenek saat ku mengunjungi beliau di sebuah dusun bernama Jambewangi, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar Jawa Timur. Saat itu kumasih berumur 9 tahun dan saat itu sedang ada perhelatan acara pengantin tante, adik ibu yang menikah dengan om yang sama2 berasal dari Jawa. Hiruk pikuk mengolah berbagai macam penganan pun digelar di belakang rumah nenek yang cukup luas. Ada yang menyiapkan kue, ada yang meracik bumbu, memasak nasi dan lain2.
Sesaat kemudian ku melihat seorang ibu di depan tungku siap dengan sebuah wajan penggorengan yang cukup besar dengan minyak yang telah siap di dalamnya. Di sebelah dia duduk terdapat panci yang cukup besar berisi potongan ayam yang siap akan digoreng. Panci lain juga tersedia disana berisi ikan2 mujair yang ditangkap dengan menggunakan jaring yang bentuknya tidak terlalu besar.
Sambil iseng kuajak ngobrol ibu yang sedang memasukkan ayam satu persatu ke dalam wajan. Satu panci lagi disebelahnya berisi ayam yang sudah digoreng dan siap disajikan. Aku pun melirik panci tersebut siapa tau ada ayam kriwil2 yang kecil2. Biasanya potongan kecil2 itu tidak disajikan ke depan nanti. Tapi itu hanya pikiranku semata. Ku mendekat dan kuambil sepotong kecil yang aku nggak tau ini bagian tubuh ayam yang mana, asal kecil aja. Dan kumengendap2 lari pelan membawa secuil ayam yang kukira nggak laku dan nggak berguna. Hahaha..nggak berguna.
Dan voila! Ada nenekku menghampiriku dan mencabut ayam dalam genggaman tanganku.
Ojo mangan brutu nduk! (jangan makan pantat ayam nak)
Waduh..malu sekali, udah kecolongan, ayam dalam genggaman ditilang lagi. Apes banget.
Emang kenapa mbah? Ku penasaran bertanya pada beliau.
Mengko nggarai pikun. (nanti jadi pelupa kamu)
Ouwh..baru kutau bahwa brutu (pantat ayam) itu membuat orang menjadi pelupa. Tapi apa benar akan membuat orang menjadi pelupa. Dan dibawah ini adalah bagian2 potongan ayam yang menurut mitos di Jawa memberikan sensasi2 khas yang membuat orang akan berpikir beberapa kali untuk makan ayam.
Brutu : memberikan pengaruh kelupaan
Sayap : membuat mertua tidak menyayangi menantu
Kepala : Nanti akan bisa jadi pemimpin (katanya bisa jadi presiden)
Paha : Hanya diberikan pada orang dewasa (anak kecil tidak diberikan izin)
Dada : Hanya diberikan pada orang dewasa (anak kecil tidak diberikan izin)
Cakar : Memang selalu diberikan pada anak2 seumurku dulu (9tahun) Kasihan deh aku!
Leher : Diberikan pada anak2, bukan orang dewasa
Jerohan ayam (usus, hati, ampela) : Hanya diberikan pada orang dewasa (Dulu saat ku masih kecil, hanya kakek yg boleh makan)
Telur dalam tubuh ayam : Tidak boleh diberikan pada wanita hamil
Telur ayam : Kalau ketemu telur berisi dua kuning harap dibagi dua (untuk wanita hamil).
Oh my God susah sekali mau makan ayam..
Dan untung ibuku sudah tidak ingat mitos2 itu lagi. Mungkin dulu sering makan brutu.
by Ika Farihah Hentihu