Perbanyak asupan ikan dan sayur. Selain direkomendasikan dalam panduan makan sehat, sumber makanan tersebut juga membuat Anda panjang umur.
Penelitian yang dilakukan di Swedia terhadap 4.000 pria dan perempuan berusia 60 tahun menunjukkan, mereka dengan kadar lemak tak jenuh jamak paling tinggi dalam darah (yang berasal dari ikan dan tumbuhan), sedikit saja yang meninggal akibat penyakit jantung. Riset tersebut, dikatakan Dr. Ulf Riserus, periset gizi dari Uppsala University, Swedia, mendukung panduan diet saat ini yang menyarankan asupan baik atas minyak ikan maupun sayur dalam diet sehat jantung.
Lemak tak jenuh jamak dan tunggal merupakan jenis lemak baik yang dapat meningkatkan kadar kolesterol sehat. Terutama, ketika digunakan sebagai pengganti lemak jenuh dan trans yang tergolong lemak jelek. Lemak baik ini dijumpai pada ikan, seperti salmon, alpukat, zaitun, kenari, minyak kedelai, jagung, kanola, zaitun, maupun bunga matahari.
Panduan diet saat ini menyarankan orang dewasa memperoleh tak lebih dari 20-35 persen kalori harian yang berasal dari lemak. Sebagian besar dari komponen ini sebaiknya berasal dari lemak baik, lemak jenuh tak lebih dari 10 persen dan sesedikit mungkin untuk lemak trans.
Dikatakan Dr. Riserus dan koleganya dalam jurnal Circulation, bukti baru menunjukkan, jenis lemak yang dikonsumsi seseoang bisa lebih penting daripada kuantitasnya dalam mempengaruhi asam lemak yang bersirkulasi dalam darah.
Dalam studi, kadar lebih tinggi atas satu asam lemak yang dijumpai pada minyak sayur, yaitu asam linoleat, dihubungkan dengan penurunan 27 persen atas kemungkinan kematian di antara pria, tetapi tidak di antara perempuan. Sementara bagi pria dan perempuan, dua asam lemak yang dijumpai dalam ikan, yaitu EPA dan DHA, dihubungkan dengan risiko kematian lebih rendah sebesar 20 persen.
Para periset juga menjumpai bahwa perempuan dengan kadar asam alfa linolenat (ALA) paling tinggi, memiliki 72 persen risiko lebih tinggi atas penyakit kardiovaskuler. Hanya saja, karena hasilnya tidak sejalan dengan studi lain, mereka mempertimbangkan kalau hal ini belum berarti ALA meningkatkan risiko penyakit jantung. Akan tetapi, hasil tersebut merefleksikan konsumsi tinggi dari margarin, massa otot yang rendah, maupun kondisi kesehatanlainnya.
Dari penelitian ini, pesan yang ingin disampaikan (dan terus didengungkan sepanjang waktu), disebutkan Samantha Heller, nutrisionis dari New York University Center for Musculoskeletal Care and Sports Performance, adalah mengonsumsi lebih banyak sumber makanan berbasis tumbuhan dan lebih sedikit sumber hewani.
Namun, perlu diingat bahwa gaya hidup sehat secara menyeluruh harus menjadi pertimbangan. Ini berarti memasukkan aktivitas fisik hariann dan mengonsumsi sedikit saja sumber hewani seperti daging, keju, maupun mentega.
Sumber: http://health.kompas.com/