IKAN SEGAR IKAN BERKLORIN


Anda pengemar makanan laut (sea food)?
Biasa membeli ikan, cumi-cumi, udang, kerang, dan sejenisnya di  tradisional?
Mulai sekarang, Anda sebaiknya, lebih tepatnya Anda harus hati-hati!



Karena ternyata selama ini – entah sejak kapan – hampir semua jenis ikan, cumi-cumi, udang, kerang, dan sejenisnya yang Anda beli di pasar tradisional mengandung zat yang sangat berbahaya sekali bagi kesehatan Anda.
Untuk membuat ikan, cumi-cumi, udang, kerang, dan sejenisnya itu terlihat menarik; tetap terlihat segar, kenyal, sisik ikan dan kulit udang kelihatan kencang dan mengkilap, ternyata banyak penjualnya di pasar tradisional sebelum menjajakannya terlebih dahulu merendam dan mencampurinya dengan zat-zat kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, yakni klorin, formalin, deterjen, pemutih, dan zat pewarna tekstil, ditambah gula dan garam.
Klorin, misalnya, biasanya digunakan untuk membersihkan kolam renang, yang kalau digunakan secara terus-menerus, maka sangat berpotensi menimbulkan cacat permanen baik itu cacat mental, maupun cacat fisik, kanker, sampai pada kematian. Risiko terbesar juga pada ibu hamil, karena berpotensi melahirkan bayi yang cacat mental maupun fisik.
Sangat memprihatin dan ironis apabila karena menganggap ikan sangat baik bagi kesehatan bayi yang kelak dilahirkan karena mengandung protein tinggi, seorang ibu hamil sengaja mengkonsumsi banyak ikan, tetapi ternyata akibatnya malah sangat fatal, karena ikan yang dikonsumsi mengandung zat-zat kimia yang sangat berbahaya itu.
Reportase Investigasi salah satu televisi swasta, berhasil mengungkap praktek keji dari para penjual ikan tersebut.
Reportasi investigasi dengan jelas dan rinci memperlihat proses pencampuran ikan, cumi-cumi, udang, dan kerang kupas dengan zat-zat kimia tersebut. Ikan kakap merah misalnya, selain diberi zat klorin, juga diberi zat pewaran teksil merah, sehingga membuat air campurannya berbusa dan berwarna merah cerah, kemudian ikan-ikannya dimasukkan ke dalamnya dan diaduk-aduk.
Dalam uji-coba yang dilakukan kelihatan sekali perbedaan antara ikan dan sejenisnya yang telah dicampur dengan zat-zat kimia berbahaya itu dengan yang tidak. Ikan akan terlihat lebih cerah, mengkilap, insangnya merah cerah, dan ketika dibiarkan beberapa saat bahkan lalat pun takut hinggap di ikan yang berzat kimia berbahaya. Sedangkan ikan normal dihinggapi lalat.
Ternyata bahwa bukan saja para elit kita yang sering mengabaikannuraninya dengan melakukan praktek tak beradab demi memperoleh (banyak) uang, tetapi juga dilakukan oleh mereka yang berada dijenjang sosial yang berada di bawahnya, atau yang berstatus ekonomi lemah juga demikian.