Tayangan TV yang Merenggut Nyawa Anak, Orangtua Perlu Waspada



Sahabat Ummi tentu pernah mendengar adanya sinetron yang merenggut nyawa seorang anak, ia menjadi korban pemukulan teman-temannya yang ingin mempraktekkan adegan silat dalam sinetron tersebut. Namun selain sinetron, tak sedikit Tayangan TV yang Merenggut Nyawa Anak, Orangtua Perlu Waspada dan memberikan arahan saat anak menonton!
Pada 2008, seorang anak perempuan usia 4 tahun di Inggris meninggal akibat meniru adegan serial kartun favoritnya, ia meninggal dengan posisi sama persis dengan tayangan kartun yang ditonton hari sebelumnya, yakni bergelantungan dengan seutas tali. 
Padahal hanya tayangan kartun, dan bahkan dinyatakan aman untuk anak, tetapi rupanya tanpa pengawasan dan pengarahan dari orangtua, tayangan tersebut bisa mencelakakan putra-putri kita.
Ada beberapa orangtua yang lantas meniadakan sama sekali fungsi TV di rumahnya, dengan alasan agar anak-anak aman. Namun sebenarnya cara seperti ini bisa jadi kurang bijak untuk anak, karena mereka jadi tidak memiliki pilihan dan juga tidak bisa mendapat pendidikan mana yang baik, mana yang boleh, dan mana yang buruk serta tidak boleh ditiru.
Inilah yang perlu orangtua lakukan untuk menghindari bahaya tayangan TV untuk anak:
1. Memberi penjelasan pada anak jika terdapat adegan berbahaya di film, bahkan jika hanya film kartun sekalipun
Bukankah di film kartun, si beruang putih yang lucu itu suka terjatuh terguling-guling, tersandung batu, atau terkena pukulan yang membuatnya terjengkang? Meski tampak lucu, kita bisa menjelaskan pada anak bahwa hal itu hanya terjadi di kartun, di dunia nyata, hewan apapun pasti akan sakit saat terjatuh, terpukul, atau tersandung. Dan itu bukanlah sesuatu yang lucu di dunia nyata!
Anak bisa belajar bahwa ada perbedaan antara tayangan TV dengan dunia nyata.
2. Cegah anak mengakses tontonan yang mengandung kekerasan!
Acara gulat semacam smack down merupakan salah satu acara yang paling jelas harus dilarang untuk anak! Selain memunculkan agresivitas untuk melakukan kekerasan, juga banyaknya adegan pamer aurat yang tentu buruk jika ditiru anak-anak kita.
Selain itu, film yang mengandung perkelahian, tembak-tembakan, seperti kungfu atau silat perlu ditonton anak di bawah bimbingan orangtua.
3. Film-film bersifat fantasi perlu mendapatkan penjelasan ekstra
Adegan manusia bisa terbang hanya dengan selembar kain di punggungnya, tongkat ajaib yang dimiliki oleh peri, kantong ajaib, dan hal-hal bersifat imajinatif lainnya perlu dijelaskan pada anak agar mereka memiliki pemahaman bahwa hal tersebut tidak ada di dunia nyata.
Hanya 3 tips sederhana, namun semoga bisa bermanfaat dalam mencegah anak-anak kita terlibat marabahaya akibat tontonan yang tak bertanggungjawab.