Tahun ini mudik bareng bersama dua anak dan istri saya, memakai mobil jadul daihatsu charade 1982. Problema mobil ini sejak dibeli 2 tahun lalu adalah rem tangan yang kurang pakem. Mesti dibetot kuat hingga mentok, kurang sedikit saja.. blong dah remnya. Dua tahun lalu saya coba perbaiki di bengkel pak Agus di Cikoang. Setelah menservis master rem belakang kiri, pak Agus menyerah.. tak sanggup memperbaikinya. “Ini harus ganti kabel rem pak!”, ujar pak Agus. Pak Agus pun menolak dibayar. Kampas rem baru pun tidak jadi dipasang, kata pak Agus kampas remmnya masih tebal.
Untuk mudik tahun ini saya, mobil saya coba perbaiki ke mang utje. Mang utje ini montir perusahaan milik kakak ipar saya. Saya jemput mang utje di kantor, agar bisa test drive dari rumah saya ke kantor kakak saya. Sebelum dibawa, mang utje melakukan pengecekan kondisi kendaraan. Cek oli mesin, radiator, oli gardan, oli rem dsb.
Akhirnya sampailah si biru di kantor kakak. “Mesinnya bagus, kopling bagus… berani buat jarak jauh”, kata mang utje. Selanjutnya mobil didongkrak bagian belakang dan ditahan dua jack stand (setelah sebelumnya baut2 roda dikendorkan). Kedua ban dilepas, diperiksa kondisi rem. Ditemukan :
1. Kampas rem belakang kanan dan kiri sudah tipis, mesti diganti.
2. Karet seal dalam master kanan sudah jebol, mesti diganti karet.
3. Gear otomatis rem kiri sudah kemakan, menyebabkan rem blong dan kabel tak kembali.
.Pada keadaan normal, gear otomatis harus bisa lancar berputar. Kalau gear macet maka gigi gear termakan tuas rem. Tuas inilah yang ditarik kabel rem. Jika girnya sudah aus/tumpul maka tuas tidak bisa memutar gear, jadinya rem blong. Jadi selama ini hanya rem tangan kanan saja yang berfungsi. Untuk menguji kondisi pergerakan gear dapat dilakukan dengan menarik kabel rem dekat roda dengan tangan. Jika pergerakan gear baik, maka posisi tuas (yang ditarik kabel) akan kembali ke posis semula setelah tarikan dilepas.
Makanya jangan gunakan rem tangan jika mobil parkir berhari-hari(misalnya di garasi). Mang utje pesimis bisa mendapatkan gear otomatis. “Jangankan gear yang baru, yang loakan pun susah didapat. Saya dulu pernah dua kali punya charade, ngga dapat nyari masternya”, ujar mang utje. Waduh galau saya mendengarnya, apakah saya musti pesan ke bengkel bubut yang harganya ratusan ribu? Ah coba cari dulu saja. Biasanya saya nyari onderdil G10 di mitra jaya cicadas dan di banceuy. Langsung meluncur ke toko mitra jaya cicadas.
Wah toko mitra jaya ramai sekali! Ngga kalah ramainya dengan mall2 yang dipenuhi pembeli baju baru . Setelah setengah jam menunggu, saya nyeletuk “gilaa.. sudah nunggu setengah jam!” . Eh celetukan saya terdengar oleh pemilik toko, pemilik toko pun segera melayani saya . Untuk gear otomatis tidak ada, adanya master rem komplet(termasuk gear otomatisnya). Yah malah kebetulan! Saya malah nyari master komplitnya sekalian . Dan ternyata harganya murah, cuman 43 rb sebijinya, buatan taiwan. Karena diganti masternya yah tidak perlu ganti karet sealnya .
Ternyata setelah ganti master, posisi/panjang kabel rem ternyata pas. Jadi tidak perlu ganti kabel rem. Selanjutnya bongkar roda2 depan, masih tebal semua kampas rem depannhya! Siippp !. Pekerjaaan selanjutnya :
-Cek platina
-Cek kodenser
Platina dan kodenser masih bagus, tapi saya tetap beli platina dan kodenser buat cadangan. Masing2 harganya 20 ribuan. Filter udara saya ganti baru, harganya 32 rb. Filter bensin dicek, masih lancar. Nggak perlu ganti. Delco dispuring, karburator dibersihkan dengan semprotan “carburator cleaner” seharga 20 rb. Stasioner di turunkan, biar rada irit dan mesin tidak panas. Kopling diadjust ulang, supaya seperempat injakan pun sudah masuk.
.Komentar mang utje, “Baru kali ini saya pakai charade enakkk banget. Charade punya saya dulu ndet2an kalau dibawa pelan-pelan. Ini onderdil dan klem2nya juga masih orisinil”. Alhamdullilah ngga salah beli