KEJENIUSAN SOEKARNO DAN LEMAHNYA DEMOKRASI


sejak diproklamirkan teks proklamasi oleh Ir Soekarno 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah mencatatkan sejarah baru yang penting bahkan terpenting dalam masa depan Indonesia, yakni menjadikan bangsa ini merdeka dari penjajahan dan mulai mengenal jati dirinya. Tapi perjuangan Indonesia tak berhenti di situ saja biarpun kita telah menyatakan kemerdekaannya. masalah masalah lain masih saja bermunculan, belum lagi mengenai persoalan yang belum juga dapat terselesaikan. seperti halnya hasil KMB(konferensi meja bundar) sampai november 1949, hasil konferensi itu memang telah menyebutkan, ''kerajaan Belanda menyerahkan kedaulatan sepenuhnya atas Irian Barat kepada Republik Indonesia Serikat (R.I.S) dengan tanpa syarat,Serta tidak dapat dicabut kembali atas pengakuaannya bahwa RIS adalah sebagai negara yang berdaulat. tapi sampai pada tahun 1957 masalah perebutan irian barat antara indonesia dan belanda pun tak juga menemukan titik terang, padahal PBB pun turut bercampur tangan dalam mengatasi persoalan tersebut. akhirnya dalam sidang PBB tahun 1957 mengenai irian barat, Soekarno yang telah menjabat presiden R.I.S dengan berani melakukan politik konfrontasi serta ajakan bersahabat, sebagai gambaran atas rasa kecewanya kepada PBB yang gagal dalam menyelesaikan masalah Irian Barat.
dan melihat hasil KMB yang ternyata diabaikan belanda yang mengkhianati kesepakatan, serta tindakan PBB yang terasa berat sebelah dalam memihak serta mengesampingkan Indonesia, juga PBB yang seperti tak menggubris uneg uneg Soekarno, maka pada 18 november 1957,Presiden Soekarno menyerukan aksi pembebasan irian barat ke seluruh rakyat di tanah air terhadap penguasaan kerajaan belanda yang belum juga hengkang dari tanah air,khususnya di tanah irian. tapi belum sampai hanya disitu saja,pada ulang tahun kemerdekaan RI ke-15, 17 agustus1960 atas rasa kecewa Soekarno dan Bangsa Indonesia,maka presiden memutuskan hubungan diplomatik antara R.I.S dan kerajaan belanda. dan di 30 september 1960,bung karno berkata: ''kami telah mengadakan perundingan-perundingan bilateral, harapan lenyap,kesadaran hilang,bahkan toleransi pun mencapai batasnya,semua itu telah habis dan belanda tidak memberikan alternatif lainnya,kecuali memperkeras sikap kami'',dari pernyataan keras Soekarno yang sepertinya tak main main itu,menjadikan sidang PBB1961 kembali mau membicarakan problema irian barat, dan dari situ maka memanaslah kembali perseteruan antara Indonesia-Belanda atas perebutan kekuasaan Irian Barat.