Dampak industri terhadap keberlangsungan ekosistem dan kehidupan satwa di masa mendatang akan semakin besar. Semakin minimnya ketersediaan lahan bagi satwa liar untuk hidup dan mencari makanan membuat persaingan dan kompetisi mereka semakin ketat. Satwa yang berada di rantai makanan tertinggi seperti jenis predator akan semakin kesulitan untuk bertahan karena ketersediaan satwa yang diburunya semakin kecil. Hal ini tentu memunculkan prediksi bahwa hewan predator tingkat tinggi seperti harimau, macan, kucing dan anjing di masa mendatang tidak akan bertahan hidup.
Menurut Dr Jan Zalasiewicz, seorang geolog dari University of Leicester, di masa mendatang rantai makanan tertinggi akan diisi oleh tikus. Yang mengejutkan, Dr Jan mengemukakan hipotesis bahwa di masa mendatang tikus akan berukuran sebesar domba. Hiii...!
"Hewan akan berevolusi dari waktu ke waktu menjadi bentuk yang memungkinkan mereka bertahan hidup dan memproduksi keturunan," kata Dr Zalasiewicz.
Dr Jan mencontohkan hal ini dengan berkaca pada peristiwa yang terjadi di masa Cretaceous. Di masa itu, dinosaurus yang berada di rantai makanan tertinggi sangat mendominasi kehidupan satwa. Namun,setelah kesulitan beradaptasi dengan perubahan lingkungan hingga mengalami kepunahan, para satwa yang berukuran kecil di saat itu mampu bertahan dan berevolusi ke bentuknya sekarang ini. Hewan-hewan seperti kuda, mastodon, badak, gajah, dan lainnya mendominasi rantai makanan sehingga memiliki bentuk tubuh yang lebih besar dibanding bentuk asli mereka di jaman Cretaceous.
Berkaca pada apa yang terjadi di masa lampau, Dr. Jan melihat bahwa tikus merupakan spesies yang paling diuntungkan dalam persaingan antara para predator. Ketika ruang dan ketersediaan makanan semakin menipis, para predator akan mengalami kepunahan secara perlahan.
Untuk semakin memperkuat teori ini, Dr. Jan akan melakukan eksperimen dengan mengisolasi sejumlah tikus di sebuah pulau. Jika berhasil, maka kita akan menyaksikan tikus yang berwujud raksasa seperti Kapibara. Tertarik untuk memeliharanya?