SAAT berusia 16 tahun Latasha sangat taat dalam menjalankan perintah agamanya, sebagai seorang kristen. Namun semakin Latasha banyak membaca kitab agamanya itu, dia justru semakin tidak menemukan jawaban tentang berbagai pertanyaan yang ada di hatinya.
Bahkan untuk mendapat jawaban tentang keraguannya itu, Latasha bersekolah di sebuah sekolah khusus membahas kitab suci agamanya saat usianya menginjak 20 tahun.
Namun tetap saja dia merasa tidak menemukan jawaban. Semakin dia banyak belajar, malah makin banyak pertanyaan yang muncul. Akhirnya dia mengundurkan diri dari sekolah tersebut.
Satu malam, Latasha menyalakan TV dan menonton berita tentang Irak. Saat itu dia menyaksikan seorang perempuan berjilbab. Meski tertutup kain dari ujung kepala hingga kaki, perempuan di berita itu terlihat sederhana dan menurutnya itu sangat indah. Latasha tahu perempuan itu muslim tapi dia tidak tahu keyakinan macam apa yang dipeluk muslim.
Hal ini memicu minatnya untuk mengetahui jenis pakaian perempuan itu. Terbersit di hati Latasha untuk menjadi seperti perempuan itu yang terlihat saleh dan sederhana. Dari sinilah perjalanan Latasha mendapatkan hidayah Islam dimulai.
Dia pun segera mencari tahu tentang Muslim Woman Dress atau Muslim Woman Face Veil di internet. Dari sini, Latasha menemukan kata-kata sepertihijab dan niqab. Latasha pun rajin mencari-cari informasi mengenai hijabdan niqab namun dia belum menyelidiki tentang Islam.
Di satu sore saat tetangganya mengadakan acara, Latasha ikut bergabung. Dan entah bagaiamana, dia dan tetangganya itu terlibat dalam sebuah diskusi masalah agama.
Tetangganya itu mengatakan sungguh beruntung orang-orang Islam itu karena mereka berdoa hingga lima kali dalam sehari. Pasti Tuhan akan senang dengan mereka.
Latasha hanya mengangguk-angguk tanpa mengerti arah pembicaraan tetangganya itu. Namun dia segera berpamitan pulang dan segera mencari tahu tentang keyakinan seorang muslim itu. Latasha sangat kagum pada keyakinan muslim dan sepertinya itu sejalan dengan pencariannya selama ini.
Tapi Latasha masih belum bisa langsung memeluk Islam. Minggu-minggu berikutnya dia bolak-balik ke masjid terdekat yang berjarak 50 mil untuk meminta informasi mengenai Islam. Bahkan dia juga membaca tentang Islam mulai dari pagi-pagi melalui internet.
Setelah beberapa bulan meneliti dan membaca, Latasha memutuskan untuk memeluk Islam. Dia pergi kembali ke masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat.
Latasha mengatakan setelah menjadi muslim, sebuah kedamaian telah memasuki hati dan jiwanya yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. (Sumber IslamPOS)