Di Selandia Baru, Bir Bisa Diubah Menjadi Bensin


Di New Zealand Bir Bisa Diubah Menjadi Bensin
Secara umum, bir dan mobil yang sedang dikendarai bukanlah kombinasi bersahabat. Selandia Baru malah membuat inovasi baru dari sisa bir yang didaur ulang menjadi bensin.

Perusahaan di Selandia Baru memiliki cara baru untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil untuk kendaraan bermotor dengan mendaur ulang sisa hasil olahan bir. Mengutip situs Popular Science, mereka menggunakan sisa dari proses pembuatan bir, yaitu adukan buih yang tidak dipakai dalam proses fermentasi.

Buih tersebut bisa digunakan kembali untuk menciptakan alkohol dan disaring kemudian dimurnikan menjadi versi etanol yang kualitasnya cukup tinggi agar bisa menjadi bahan bakar mobil. Temuan ini dinamakan Brewtroleum.

Awalnya, campuran yang dilakukan tim Selandia Baru ini terdiri dari 90 persen bensin dan 10 persen etanol bir. Kemudian di tahun 2008, persentasenya menjadi 85 persen etanol dan 15 persen bensin.

Untuk bisa menciptakan bahan bakar baru untuk mobil dari bir, tentu saat proses pencampuran tersebut harus diperhatikan secara rinci karena jika menggunakan bahan bakar yang tidak tepat, mesin mobil bisa mengalami kerusakan.

Brewtroleum dilaporkan tersedia untuk waktu-waktu terbatas. Yang jelas tim pengembang tengah merancang ide baru untuk memperpanjang masa 'berlaku' produk ini. Tujuan mereka sederhana, yaitu menciptakan bahan bakar ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan bensin.

Sebetulnya menggunakan etanol bukanlah hal baru. Di Amerika Serikat, jagung sengaja dipanen secara eksklusif untuk digunakan menjadi biofuel. Catatan, biofuel memiliki arti bahan bakar yang berasal langsung dari materi hidup.

Adapun baru-baru ini maskapai penerbangan United Airlines mengumumkan akan beroperasi menggunakan bahan bakar dari kotoran dan lemak binatang.

Upaya tersebut adalah untuk membatasi emisi gas rumah kaca yang kebanyakan berasal dari bahan bakar jet pada penerbangan komersil.