SEBERAPA besar hartamu? Dari mana kamu mendapatkannya dan untuk apa kamu belanjakan harta itu? Tentu semua itu akan dipertanggungjawabkan secara rinci di yaumil qiyamah nanti.
Dewasa ini, praktik-praktik kotor dalam memperoleh harta kian marak. Dari mulai pencurian, pembegalan, hipnotis hingga korupsi. harta haram memang tidak selalu berasal dari praktik tersebut. Harta hasil priktik riba juga merupakan harta haram. Pun dengan bisnis-bisnis yang melanggar aturan agama.
Rasulullah Saw. bersabda:
“Dari Jabir bin Abdillah ra., ia berkata, ‘telah diriwayatkan kepada kami bahwa Rasulullah Saw. bersabda, ‘Wahai Kaab bin Ujrah, aku memohonkan perlindungan untukmu kepada Allah dari kepemimpinan orang-orang bodoh.’ Kaab bertanya, ‘Apakah itu, wahai Rasulullah?’ beliau menjawab, ‘setelahku akan ada para penguasa di mana siapa yang ikut mereka dan membenarkan ucapannya serta mendukung kezalimannya, maka mereka bukanlah golonganku dan aku tidak termasuk golongannya dan mereka tidak akan masuk dalam telagaku. Dan, barang siapa yang tidak bersedia mengikuti mereka, tidak membenarkannya, maka mereka termasuk golonganku dan aku termasuk golongannya serta mereka akan masuk dalam telagaku.
“Wahai Kaab bin Ujrah, shalat adalah taqarrub (pendekatan), puasa adalah benteng, sedekah menghapus kesalahan seperti air memadamkan api. Hai Kaab, tidak akan masuk surge orang yang dagingnya tumbuh dari makanan haram karena neraka lebih dekat dengannya.” (HR Muslim dan Nasa’i).
“Dari Jabir bin Abdillah ra., ia berkata, ‘telah diriwayatkan kepada kami bahwa Rasulullah Saw. bersabda, ‘Wahai Kaab bin Ujrah, aku memohonkan perlindungan untukmu kepada Allah dari kepemimpinan orang-orang bodoh.’ Kaab bertanya, ‘Apakah itu, wahai Rasulullah?’ beliau menjawab, ‘setelahku akan ada para penguasa di mana siapa yang ikut mereka dan membenarkan ucapannya serta mendukung kezalimannya, maka mereka bukanlah golonganku dan aku tidak termasuk golongannya dan mereka tidak akan masuk dalam telagaku. Dan, barang siapa yang tidak bersedia mengikuti mereka, tidak membenarkannya, maka mereka termasuk golonganku dan aku termasuk golongannya serta mereka akan masuk dalam telagaku.
“Wahai Kaab bin Ujrah, shalat adalah taqarrub (pendekatan), puasa adalah benteng, sedekah menghapus kesalahan seperti air memadamkan api. Hai Kaab, tidak akan masuk surge orang yang dagingnya tumbuh dari makanan haram karena neraka lebih dekat dengannya.” (HR Muslim dan Nasa’i).
Dalam hadits tersebut Rasulullah Saw menyebut harta haram mendekatkan diri kepada neraka, mendekatkan pemakainya kepada siksa. Yaitu, apabila makanan haram tersebut masuk ke dalam tubuh. Maka dari itu, berhati-hatilah dan jauhilah harta haram.
Dalam hadits lain Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya, pada setiap umat (kaum) ada fitnah (yang merusak atau menyesatkan mereka) dan fitnah pada umatku adalah harta.” (HR. Bukhari)
“Sesungguhnya, pada setiap umat (kaum) ada fitnah (yang merusak atau menyesatkan mereka) dan fitnah pada umatku adalah harta.” (HR. Bukhari)
Ketika manusia menganggap harta adalah segala-galanya, maka kemudian akan timbul pemikiran bahwa kemuliaan ditentukan oleh harta. Pun dengan baik-buruknya nasib. Inilah yang menjadi penyebab manusia saling berlomba-lomba mencari harta, mengumpulkan harta, yang dengan itu berpotensi melakukan praktik-praktik kotor yang menjadikan harta tersebut haram.
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya, tidak berkembang daging yang tumbuh dari makanan yang haram, kecuali neraka lebih pantas baginya.” (HR. Baihaqi)
“Sesungguhnya, tidak berkembang daging yang tumbuh dari makanan yang haram, kecuali neraka lebih pantas baginya.” (HR. Baihaqi)
Semoga Allah menjaga kita dari perilaku memakan harta haram ataupun praktik kotor dalam mengupayakan harta. Aamiin. Wallahu a’lam. []
Sumber: Gmana Kabarmu Setelah 7 Malam di Alam Kubur?/ Karya Syarif Hidayatullah/ Penerbit Safirah