Setiap manusia akan dibangkitkan sesuai dengan amal perbuatan terakhir yang dia kerjakan di dunia, Dan kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput. Bisa saja nyawa itu dicabut saat sedang melaksanakan ibadah, atau malah sedang asik melakukan perbuatan maksiat.
Sedangkan manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat sesuai keadaan saat dia mati. Ketika seseorang menunaikan ibadah haji di tanah suci tiba-tiba dicabut nyawanya ketika dirinya sedang menjawab panggilan Allah,
لبيك اللهم لبيك لبيك لا شريك لك لبيك إن الحمد والنعمة لك والملك لا شريك لك
"Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, segala nikmat dan segala kekuasaan hanyalah untuk-Mu, tiada sekutu bagi-Mu."
Sungguh kematian yang sangat diharapkan dan dia akan dibangkitkan dalam keadaan bertalbiyah seperti itu.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa ada salah satu sahabat Nabi yang meninggal dunia ketika hendak menuju Arafah sebelum melaksanakan ibadah haji, Sahabat tersebut terjatuh dari kendaraan untanya kemudian wafat. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan agar jenazah sahabat tersebut dimandikan dengan air dan daun serta dikafani dengan kain ihram yang dipakainya.
اِغْسِلُوْهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ وَكَفِّنُوْهُ فِيْ ثَوْبَيْهِ وَلاَ تُخَمِّرُوْا رَأْسَهُ وَلاَ تُحَنِّطُوْهُ فَإِنَّهُ يُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّيًا
“Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara, kafankanlah dengan dua pakaian (ihram)nya, jangan kamu tutup kepalanya dan jangan kamu memberinya wewangian, karena kelak di hari Kiamat ia akan dibangkitkan dalam keadaan bertalbiyah.” (HR. Muslim)
Ketika seseorang meninggal dalam keadaan shalat ia akan dibangkitkan dalam keadaan shalat. Ketika dia meninggal saat menyeru manusia ke jalan Allah maka dia akan dibangkitkan dalam keadaan demikian.
Begitupun juga, Ketika seseorang mati dalam keadaan berzina -naudzubillah- maka dia akan dibangkitkan dalam keadaan keji seperti itu. Ketika seseorang mati dalam keadaan dia berdusta atau berghibah maka dia akan dibangkitkan dalam keadaan seperti itu. Ketika seseorang mati dalam keadaan mabuk maka dia akan dibangkitkan dalam keadaan demikian. Maka dari itu kita tidak pernah tahu apakah seseorang itu akan mati dalam keadaan bermaksiat kepada Allah.
Hal ini sesuai dengan sebuah hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaannya ketika meninggal.” (HR. Muslim)
Demikianlah ketetapan dan keadilan Allah SWT terhadap hamba-hambaNya. Oleh karena itu, sudah semestinya kita menjauhi segala hal yang dilarang oleh Allah SWT dan menjalankan apa yang Allah perintahkan kepada kita secara istiqamah, baik dalam sendirian maupun terang-terangan, baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Sehingga bisa memperoleh predikat khusnul khotimah dan dibangkitkan dengan keadaan yang mulia. Amiin.