“Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS An-Najm [53]: 43)
Gema yang kembali diproses oleh program komputer yang canggih sehingga menghasilkan volume gambar tiga dimensi dari permukaan janin atau organ internal, cara yang sama yang digunakan alat CT scan untuk membangun sebuah gambar dari beberapa x-ray. 3D ultrasound memungkinkan kita untuk melihat lebar, tinggi dan kedalaman gambar dalam banyak cara yang sama seperti film 3D tapi tidak ada gerakan ditampilkan. Sedangkan model 4D ultrasound menambahan gerakan dengan merangkai 3D ultrasound secara berturut-turut. 3D USG pertama kali dikembangkan oleh Olaf von Ramm dan Stephen Smith di Duke University di tahun 1987. Teknologi ini digunakan di bidang kegiatan penelitian intensif, terutama scan terhadap anomali janin. Tetapi ada juga masyarakat umum menggunakan, dan terbukti scan ini dapat memperbaiki ikatan janin-ibu. Scan 4D bayi mirip dengan scan 3D, hanya scan 4D menunjukkan gerakan janin seperti dalam bentuk video. Ekspresi wajah bayi tidak meniru ibunyaTeknik pemindaian termodern telah menghasilkan gambar yang menakjubkan dari dalam rahim yang menunjukkan bahwa bayi rupanya tersenyum dan menangis. Hingga kini, para dokter tidak berpikir bahwa bayi tidak berekspresi sampai setelah kelahiran.
Mereka meyakini bahwa bayi belajar untuk tersenyum dengan meniru ibunya. Bayi biasanya tidak tersenyum setelah lahir sampai mereka berusia sekitar enam minggu. Ilmuwan bukan satu-satunya yang terkejut oleh gambar ini, tetapi orang-orang biasa lebih terkejut. Foto-foto ini benar-benar membangkitkan dalam jiwa manusia rasa kagum yang luas biasa terhadap ciptaan Allah. Gambar-gambar tersebut dapat memicu emosi belas kasih orang tua dan gembira ketika melihat janin tersenyum, dan emosi belas kasih ketika anda melihat janin menangis. Pada emosi ini, sebuah pertanyaan penting harus diajukan: jika janin masih dalam rahim ibunya dan ia tidak melihat cahaya lagi, tidak melihat ibunya menangis atau tersenyum, lalu siapa yang mengajarkan janin ini menangis dan tersenyum? Pertanyaan ini bahkan dilontarkan oleh para ilmuwan. Profesor Stuart Campbell mengatakan, “Ada apa di balik senyum itu? Tentu saja, saya tidak bisa menjawabnya. Tapi, muncul sudut dan tonjolan pipi … aku pikir itu pasti ada indikasi kepuasan dalam sebuah lingkungan yang bebas stres. “ Tapi, pertanyaan itu dijawab oleh Al-Qur’an. Allah berfirman, “Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS An-Najm [53]: 43) Allah adalah Dzat yang membuat embrio tersenyum dan menangis.
Kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya sejalan dengan Quran, tetapi Al-Qur’an juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan para ilmuwan. Menangis dan KehidupanAyat ini merupakan indikasi yang kuat kepada semua orang bahwa yang memberikan kita kemampuan untuk tertawa dan menangis adalah Allah (SWT). Tetapi, kalau kita bisa berpersepsi bahwa kemampuan tertawa merupakan nikmat dari Allah kepada kita, lalu bagaimana mungkin kemampuan menangis juga merupakan anugerah dari Tuhan? Jika kita berpikir tentang satu momen dalam kehidupan kita, kita akan menemukan bahwa karunia terbesar Allah kepada kita menangis. Momen tersebut adalah adalah saat pertama dalam hidup kita, saat di mana kita tiba ke dunia ini. kalau kita tidak menangis pada saat ini, maka hidup kita berakhir. Tersenyum, lega, selamat dan tepuk tangan tidak mulai ketika seorang anak dilahirkan – mereka mulai saat itu menangis. Tanpa menangis, ruangan menjadi semakin diam dan semakin cemas suasana hati, dan untuk alasan yang baik – menangis adalah tanda yang sangat positif yang baru, hidup sehat. Banyak faktor dan interaksi yang kompleks masuk ke produksi suara yang mengumumkan gembira, sehat melahirkan. [4] Mengapa bayi harus menangis?Pertukaran oksigen di paru-paru terjadi pada membran seperti balon kecil yang disebut alveoli. Ia melekat pada cabang-cabang bagian bronkial. Alveoli ini akan mengembang dan mengempis bersamaan dengan bayi menghisap dan membuang napasnya. Semua orang tahu bahwa meniup sebuah balon untuk pertama kalinya itu sangat sulit. Kenapa? Untuk satu hal, tekanan yang diberikan tidak menciptakan banyak ketegangan di dinding balon kecil untuk memulai proses peregangan yang diperlukan untuk inflasi. Menurut hukum Laplace, tekanan distensi pada obyek berongga yang diregangkan adalah sama dengan tegangan dalam dinding dibagi oleh 2 jaringan kelengkungan utama dari obyek. Jika untuk mengatasi elastisitas balon besar dan memperluasnya itu dibutuhkan tekanan tertentu, maka untuk memperluas balon yang lebih kecil dibutuhkan lebih banyak tekanan. Semua ini menyulitkan bayi untuk mengambil napas pertama pada paru-paru yang terdiri dari balon-balon kecil! Alveoli paru-paru yang kempes pada janin harus dipompa dalam proses pernapasan. Jadi, cara tradisional dengan memukul bagian bawah bayi yang baru lahir itu bertujuan untuk membuat dirinya mampu menghasilkan napas pertama. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh bayi prematur dapat diatasi dengan memberi cairan surfaktan untuk melapisi alveoli sehingga memberi dindingnya memiliki ketegangan yang tepat. Itulah karunia yang besar dari Allah (SWT) sehingga kita mampu tertawa dan menangis.
“Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS An-Najm [53]: 43)
Sumber : Era Muslim