JADI CACING JADI CACING SEKALIAN!!!....JADI NAGA JADI NAGA SEKALIAN!!!
Islam 100% Sempurna Raih Kesempurnaan Agama Islam Secara Menyeluruh Sabtu 8 Agustus 2015 M | 22 Syawwal 1436 H Ulamauna ......
WAJAH TERINDAH, PANCARKAN CAHAYA KHUSU' DAN DAMAI DARI SANG NABI
Home Sitemap Ceramah Rohani Ahlak Mp3 Sholawat Contact Istiqomah Dalam Tafakur, Tadabur Dan Muhasabah Hidup ini diliputi oleh masa, di belakang adalah masa-masa yang telah berlalu di tengah adalah masa yang sedang berlangsung di depan adalah masa yang akan datang. Apa kewajiban seorang muslim terhadap masa-masa itu ? kewajibannya adalah menjadikan masa-masa itu diisi dengan amal-amal saleh. (1). demi masa. (2). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, (3). kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. Lantas, sudahkah kita mengisi masa-masa kita dengan kesalehan ? Beramal saleh adalah jihadul akbar, musuhnya yaitu hawa nafsu. Beramal saleh merupakan perjuangan panjang yaitu seumur hidupnya setiap muslim. Dalam masa-masa perjuangan itu tidaklah selalu mulus, kebaikan tidak selalu menag begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu alat ukur atau sebagai barometer yang digunakan untuk mengevaluasi semua masa-masa kita islam telah menyiapkannya yaitu dengan Tafakur, Tadabur Dan Muhasabah. Pertama : Tafakur berarti berpikir, ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa tafakkaruu fiiLlahi, berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah.” Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas ini menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dalam kitab Shahihul Jami’ish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits Ash-Shahihah berderajat hasan. Disebutkan di dalam hadits, bahwa tafakur sesaat adalah lebih baik daripada ibadah satu tahun. Kedua : Tadabur secara bahasa berarti mengurus dan merenungkan kesudahan urusan itu. Secara Istilah berarti : Berpikir dengan menggunakan seluruh kemampuan akal dan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang logis untuk mencapai pengertian yang baru. Kata tdabbaru dalam Al-Qur’an lebih mengarah pada mengangan-angan makna Al-Qur’an. Ketiga : Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab, artinya secara bahasa melakukan perhitungan. Secara istilah muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya. Kalau kita jajar arti dari ketiga-tiganya adalah pertama tafakur itu berpikir, tadabur itu merenungkan, muhasabah itu memperhitungkan. Jika kita mengamati secara jeli ketiga-tiganya mengandung muatan masa, berpikir bisa saja yang dipikirkan tentang masa lalu sekarang atau yang akan datang, merenungkan, dan memperhitungkan adalah terhadap hal-hal yang telah berlalu. Ketiga-tiganya mengandung maksud untuk menciptakan pemahaman-pemahaman yang benar yang akan melahirkan amal-amal saleh dan meninggalkan sejauh mungkin kebatilan. Jika ketiga-tiganya itu disinggung dalam Al-Qur’an maka bagi kita umat islam sudah seharusnya untuk menggunakan ketiga prinsip itu, yaitu tafakur, tadabur dan muhasabah secara berkesinambungan dan terus menerus (istiqomah). Ketiga hal ini adalah penangkal kelalaian yang kadang muncul pada diri manusia, ketiga hal ini adalah sebagai kontrol amal keseharian kita, apakah itu sudah sesuai dengan maksud Islam yang sebenarnya atau belum, baik atau buruk, meningkat, tidak berubah atau menurun. Berjalannya ketiga hal ini mesti disertai dan diiringi dengan ilmu, karena ilmu adalah cahaya. Kita berusaha bertafakur, bertadabur dan bermuhasabah tetapi di situ tidak ada cahaya maka ketiga usaha kita tidak akan membuahkan hasil secara baik. Ketiga hal ini dilakukan supaya seorang hamba itu tidak pernah akan merugi untuk selamanya atau tidak akan terjatuh dalam kesesatan yang terus menerus. Maka setelah dipahami oleh seseorang terkait tentang tiga hal tersebut diatas maka akan dikatakan “beruntunglah orang yang hari ini baik dari hari yang kemarin, terperdayalah orang yang hari ini sama dengan yang kemarin, dan celakalah orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin.”