SAAT perempuan berkata, “Aku bukanlah pilihan terbaik bagimu,” sesungguhnya mereka sedang mengajukan tanya, “Sanggupkah dirimu menuntunku pada jalan kebaikan?”
Bukankah sudah sepatutnya perempuan menganut paham rendah hati, maka tujuannya menyatakan bahwa dirinya bukan yang terbaik ialah memuliakan lelaki agar mengatakan sanggup membimbingnya ke arah yang lebih baik.
Perempuan itu halus akal, luhur budi pekerti maka ia mencari sosok yang sanggup memahami, melindungi serta menyayangi dari relung hati.
Bahasa yang diujarkan perempuan jangan sekadar ditafsir sebagai kalimat, tetapi juga maksud lain yang menyertainya, karena itu pergunakanlah hatimu untuk menemukan makna yan tersirat dari ucapannya.
Dari itu, saat berbicara dengan perempuan tataplah matanya, sebab saat sorot matanya sendu ia butuh perlindungan, saat sorot matanya menggebu ia butuh dimengerti, jadi posisikanlah dirimu secara tepat agar perempuan yang dirimu cintai merasa nyaman.
Perempuan mampu menyimpan rahasia perihal dirinya kepada lelaki yang ia cintai, tetapi mudah terbuka pada sahabatnya. Jika ia berujar, “Pergilah sejauh mungkin dari kehidupanku,” justru itu petanda keberadaanmu sangat berarti baginya.
Maka, pahamilah perempuan lewat kesanggupanmu menafsir tingkah lakunya, bukan semata ucapannya. Satu rahasia paling penting yang harus dirimu tahu perihal perempuan, “Kadang kala mereka hanya menangis saat menghadapi sesuatu. Sebab baginya tangis ialah bahasa yang tak mampu dilukiskan lewat kata-kata. Sehingga cukuplah Tuhan yang menafsirkannya.” []