Ini Hukum Wanita Memakai Perhiasan





WANITA memang mempunyai kecenderungan untuk tampil cantik. Tak heran kalau kemudian ada yang meluangkan waktu secara khusus untuk perawatan kecantikan di salon ataupun spa. Bahkan ada yang melakukannya dengan cara yang lebih ekstrem seperti mengerik alis, dan sebagainya.
Ada pun perempuan yang selalu memakai perhiasan berlebih dan memperlihatkannya pada orang lain terutama terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrim. Memakai perhiasan membuat kita ingin keluar rumah supaya terlihat orang (ria). Nah, khusus yang terakhir, bagaimana Islam mengaturnya?
Rasulullah SAW bersabda: “Kami lihat di dalam surga,  maka paling sedikitnya orang-orang yang ada di dalam surga itu ialah perempuan. Mengapa demikian? Rasulullah menjawab. Pertama,  Karena perempuan itu suka memakai perhiasan di dunianya. Kedua,  perempuan yang sering menggunakan perhiasan menjadi takabur. Ada pun orang yang takabur, bangunnya dari kubur seperti semut yang merayap dan diinjak orang lain. Tidak ada harganya. Ketiga, menagisi pakir serta miskin yang tidak punya pakaian atau perhiasan itu. maka dari itu oleh syariat islam diharamkan memakai perhiasan.“
Akan tetapi hal tersebut dibatasi dua syarat penting;
  1. Dia tidak boleh menampakkan perhiasannya kepada seorang pun non mahram.Yang boleh melihatnya hanya sang suami dan mahramnya saja di tempat-tempat yang boleh mereka lihat, seperti di telinga dan hidung.
  1. Berhias pada tempat-tempat seperti itu tidak boleh menyerupai orang kafir, fasik atau ahli maksiat. Jika memakai perhiasan di perut, seperti pusar, itu merupakan kebiasaan di sebuah masyarakat bagi wanita, maka tidak mengapa menggunakan perhiasan semacam itu. Adapun jika hal tersebut hanya dikenal sebagai kebiasaan ahli maksiat dari kaum fasik atau kafir, maka tidak boleh mengikuti kebiasaan tersebut, karena hal itu berarti menyerupai mereka dan menyerupai orang fasik dilarang.
Allah menciptakan wanita dengan tabiat senang terhadap perhiasan dan kecantikan. Allah juga menciptakan pria dengan tabiat senang terhadap perhiasan wanita dan kecantikannya. Ini adalah dua kutub yang tarik-menarik.
Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki. Beliau berkata, “Keluarkan mereka dari rumah-rumah kalian,” (HR. Bukhari, no. 5885)
Ibnu Abidin rahimahullah berkata, “Menindik telinga untuk memakai anting merupakan perhiasan wanita, maka tidak dihalalkan bagi laki-laki.” (Raddul Muhtar, 6/420)
Jika penindikan terhindar dari larangan-larangan yang telah disebutkan,maka hukumnya dibolehkan di bagian tubuh yang mana saja, jika berhias dengan cara tersebut telah terbiasa dalam satu masyarakat. Karena pada dasarnya, berhias dibolehkan bagi wanita.
Terdapat dalil yang membolehkan ditindiknya telinga anak wanita untuk memakai perhiasan anting. Demikian pula menurut ahli fiqih Mazhab Hanafi membolehkan penindikan untuk memakai perhiasan. [islampos]